Kuti Kata Mama Su Seng Ada

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - "Mama su seng ada" (=mama sudah tiada/meninggal). Ini suatu pernyataan yang membangkitkan kesedihan.

"Mama saki barana, mama stengah mati paskali" (=mama sakit bersalin, mama sangat menderita).

"Biar bagitu, mama su piara dalang poro sampe katong jadi" (=walau demikian, mama sudah menjaga kita dalam kandungan sampai kita lahir).

"Biar ada deng badang, antua karja sagala rupa, bajalang kuliling sini sana bawa-bawa ana dalang poro" (=dalam keadaan kehamilan, mama mengerjakan segala hal, berjalan kesana-sini dengan anak dalam kandungannya).

Ungkapan-ungkapan itu melukiskan kesusahan "mama barana" (=mama kandung/mamasaat melahirkan), di antara juang hidup dan mati. Lukisan pengorbanan mama yang luhur.

Saat "mama su seng ada" (=saat mama tiada), dari semua kenangan, satu yang "tar bisa ilang" (=tidak bisa hilang) adalah "waktu mama deng badang sampe sakit barana" (=saat mama mengandung sampai sakit bersalin).

Baca juga: Kuti Kata; Kase Kuat Hati

Baca juga: Kuti Kata; Pikir Eso Lusa Lai

Banyak ungkapan sebagai wujud "hormat par mama" (=menghormati/mengagumi mama), tetapi ungkapan "mama su seng ada" selain simbol rasa duka, tetapi juga "putus harap" (=putus harapan), karena "seng bisa balas mama pung lalah" (=tidak bisa membalas jasa mama), karena memang "seng ada apa yang bisa balas mama pung lalah" (=tidak ada apa pun yang bisa dipakai membalas pengorbanan seorang mama).

"Jang kata pangkat ka harta" (=jangankan pangkat dan harta), "tar bisa tanding" (=tidak setara untuk dibandingkan).

Itulah "mama". "Su sangsara deng badang, sangsara barana, kas susu biar kabaya basah suwet" (=mengandung anaknya, sakit bersalin, memberi asi walau dengan kebaya yang basah keringat).

"Kabaya basa suwet" itu tanda mama sedang bekerja, tetapi selalu ingat "ana jam makang" (=jam memberi asi).

0 Response to "Kuti Kata Mama Su Seng Ada"

Post a Comment